Sunday, November 23, 2008

Koas Stase Bedah Anak RSUP dr. Sardjito

Stase ini lumayan santai dibandingkan stase orthopedi, biasanya yang kami lakukan dulu adalah ikuti visite pagi dan jaga poli. Sedangkan ikut ke OK (kamar operasi) jika dan hanya jika ada pasien. Waktu kami kurang beruntung, karena tidak ada pasien waktu itu. Kemudian, bakal mendapat tentiran dengan dr. Akhmad Makmudi, Sp.BA, beliau akan menerangkan sebuah titik, titik apa itu?.....

Di poli, kita dapat melakukan businasi, walaupun kompetesi kita bernilai 2, tetapi kita dapat melakukannya hingga kompetesi 3. Businasi adalah melakukan patensi lubang anal setelah operasi pembuatan lubang (PSARP) pada atresia ani. Tujuannya agar lubang tersebut tidak kolaps. Ukuran businasi menyesuaikan dengan keadaan dan umur pasien.

Posterosagital Anorectoplasty (PSARP) -diambil dari "bedah revealed" (Dr. Rudy)-
adalah suatu tindakan operasi definitif pada pasien atresia ani dengan tehnik operasi menggunakan irisan kulit secara sagittal mulai dari tulang koksigeus sampai batas anterior bakal anus.
Metode ini diperkenalkan oleh Pena dan de Vries pada tahun 1982. Prosedur ini memeberikan beberapa keuntungan seperti kemudahan dalam operasi fistula rektourinaria maupun rektovaginal dengan cara membelah otot dasar perlvis, sling, dan sfingter.

Macam-macam PSARP

  • Minimal PSARP
  • tidak dilakukan pemotongan otot levator maupun vertical fibre, yang penting adalah memisahkan common wall untuk memisahkan rektum dengan vagina dan yang dibelah hanya otot sfingter eksternus. indikasi : dilakukan pada fistula perineal, anal stenosis, anal membran, bucket handle dan atresia ani tanpa fistula yang akhrian rektum kurang dari 1 cm dari kulit.
  • Limited PSARP
  • yang dibelah adalah otot sfingter eksterns, muscle fiber, muscle complex serta tidak membelah tulang coccygeus. Yang penting adalah diseksi rektum agar tidak merusak vagina. indikasi : atresia ani dengan fistula rektovestibuler
  • Full PSARP
  • dibelah otot sfingter eksternus, muscle complex, dan coccygeus indikasi : atresia ani letak tinggi dengan gambaran invertogram gambaran akhiran rektum lebih dari 1 cm dari kulit, pada fistula rektovaginalis, fistula rektouretralis, atresia rektum dan stenosis rektum.

Untuk tehnik operasi, silahkan tanya kepada residen yang sedang stase bedah anak. Yang penting untuk dokter umum adalah Perawatan Pasca PSARP :
  • antibiotik IV selama 3 hari, salep antibiotik selama 8-10 hari.
  • 2 minggu pasca operasi dilakukan anal dilatasi (businasi) dengan heger dilatation, 2 x sehari dan tiap minggu dilakukan anal dilatasi dengan anal dilator yang dinaikkan sapai mencapai ukuran yang sesuai dengan umurnya
  • Businasi dihentikan jika busi nomor 13-14 mudah masuk.

UMUR UKURAN
1 - 4 bulan #12
4 - 12 bulan #13
8 - 12 bulan #14
1 - 3 tahun #15
3 - 12 tahun #16
> 12 tahun #17

Frekuensi Dilatasi
tiap 1 hari 1x dalam satu bulan
tiap 3 hari 1x dalam satu bulan
tiap 1 minggu 2x dalam satu bulan
tiap 1 minggu 1x dalam satu bulan
tiap 1 bulan 1x dalam tiga bulan

Kalibrasi anus tercapai dan orangtua mengatakan mudah mengejan serta tidak ada rasa nyeri dilakukan 2x selama 3-4 minggu. Merupakan indikasi tutup kolostomi, secara bertahap frekuensi diturunkan.
Sebaiknya bila sewaktu didilatasi kembali terjadi penyempitan, nyeri, kesakitan, serta perdarahan, lakukan prosdeur ulang dari awal

Kalo kurang jelas silahkan tanyakan ke residen, karena paz aq baca revealed memang kurang jelas, dan penjelasan residen, menambah ketidakjelasanku... Rest n Study... Maju dokter Indonesia.

Jangan lupa, lapor ke seketaris bedah anak pada hari pertama untuk mendapatkan tugas dari dr. Akhmad Makmudi Sp.BA, biasanya dikasih soal seperti ini. download aja, Jika ingin mendapatkan jawabannya, silahkan memberikan balasan di komentar

dr. Akhmad Makmudi, biasanya juga akan menanyakan, ileus obstruktif atas dan bawah, mana yang paling berbahaya? atas atau bawah? kita harus tahu dulu komplikasi dari ileus, salah satunya yang paling bahaya adalah sindrom kompartemen, jadi jawabannya adalah ileus bawah, karena pada ileus atas jika pasien muntah, perut jadi kempes, sehingga gak terjadi sindrom kompartemen, sedangkan pada ileus bawah, walaupun pasien muntah, perut sebelah bawah masih kembung, sehingga tidak menghilangkan sindrom kompartemen, yup smoga kalian tutorial dan refleksi dapat A/B.