Yup, kita ketemu lagi dengan biko (bimbingan koas) hari kedua dan ketiga. Kenapa kugabungkan kedua bimbingan itu? karena di kedua hari itu lumayan sedikit aktivitas yang dilakukan oleh kelompok kami.
Pada hari selasa, seperti biasa kami menunggu di kandang ruang koas yang saat panas ini. Tidak ada tanda-tanda dari satu dokter pun yang ingin membimbing kami. Akhirnya kami menghabiskan waktu dengan mengakses wifi yang ada di obsgin karena server bedah terprotect dengan password. Kebanyakan menghabiskan waktu dengan membaca buku dan bersendau gurau dengan teman-teman.
Ketika santai-santainya membaca buku, tiba-tiba dr. noko datang, waktu itu aq sedang membaca buku dan membelakangi dr. noko, dr. noko menepuk pundakku, "hei, gimana? sudah dibaca PR-nya?", "sudah dok" jawabku, "apa?" balasnya. Jadi yang dimaksud dengan D pada singkatan ABCD yang disampaikan pada sesi sebelum ini adalah disability, maksudnya kecurigaan terhadap adanya "Brain injury". Cara memeriksanya secara singkat dapat dilakukan dengan metode AVPU atau dengan cara sulit dengan metode GCS. Karena jawaban itu, aq diminta duduk didekat dengan dr. noko dan disuruh menjelaskan dihadapan teman-teman but tiba-tiba aq jadi bloking wa ka ka...
Dr. Noko menjelaskan secara rinci dari Emergency management, dari menilai Airway hingga menilai brain injury. Untuk menilai airway dapat dilihat dari suaranya, menyingkirkan lidah yang jatuh pada pasien tidak sadar, dapat kita lakukan metode chin lift. Kemudian menilai breathing terutama pada tiga kasus. yaitu flail chest, open penumothorax, dan tension pneumothorax. Selain itu juga menilai penyakit2 seperti ASMA dan PPOK. Untuk menilai circulation, terutama diraba akralnya dan nadinya. Dan terakhir menilai brain injury dipriksa dengan metode cepat AVPU (Alert, Verbal, Pain, Unrespon). Misal pasien itu sadar spontan, berarti alert, jika harus respon dengan dipanggil, berarti verbal, jika harus respon dengan disakiti(dicubit-red), berarti pain, dan yang terakhir tidak respon dengan stimulus verbal dan pain.
Tips trik dengan dr. Noko, pada hari pertama dulu, dr. Noko meminta kita berlatih melakukan aseptic procedure, PERHATIKAN dengan seksama yang dilakukan beliau, dan beliau akan menanyakan apakah tindakan yang beliau praktekkan benar atau tidak, ketika aq, dia menunjukkan hal yang salah walau dimataku terlihat benar, misal dia mempraktekan cara menggunakan handuk setelah cuci tangan, waktu itu dia sengaja memegang handuk setelah selesai menggunakan, padahal seharusnya handuk itu dibuang/disingkirkan.
Hari kedua bedah ini selesai dengan menghabiskan waktu untuk menunggu dr. Agus Barmawi yang sedang melakukan tindakan bedah, yang berakhri dimundurnya Biko dengan beliau.. hiks nunggu sampai jam 2.
Hari ketiga ini, kita dipertemukan dengan Prof. dr. Armis, SpB, Sp.OT, FICS. (namanya panjang ya). Dr Armis menjelaskan sedikit overview tentang "history taking" dengan logat bahasa inggris yang kental, kita sudah tidak mendengarkan kata-kata "and soon" yang sering diperdengarkan oleh beliau ketika kita kuliah. Beliau sangat suka dengan mahasiswa yang aktif bicara, jadi tipsku.. sebelum bertemu beliau, carilah sebuah ide pertanyaan, dan tentu saja dengan bahasa inggris agar tampak keren he he he he.
Sampai saat ini tulisan ditulis, kita masih menunggu kedatangan dokter, smoga paling tidak hari ini dapat 2-3 tanda tangan lah.. Minggu pertama bedah memang harus kalian manfaatkan untuk belajar.... Sistem minggu pertama bedah ini harus diREFORMASI.. karena jadwal kita benar-benar menyesuaikan dengan keadaan staf dan usaha kita mendapatkan bimbingan.
Wednesday, October 15, 2008
Bimbingan Koas (BIKO) hari kedua dan ketiga
Subscribe to:
Comment Feed (RSS)
|